Showing posts with label Bahasa Indonesia. Show all posts
Showing posts with label Bahasa Indonesia. Show all posts

Wednesday, February 1, 2023

16 Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Huruf "i"

16 Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Huruf "i"

Hello gaes kembali lagi dengan peribahasa bahasa indonesia beserta artinya. Kalau kemarin huruf H sekarang kita akan posting peribahasa Indonesia beserta artinya Huruf abjad I. Nah kali ini cukup sedikit tapi boleh buat belajar kalian. Untuk itu simak gas gas.

16 Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Huruf "I"

 

16 Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Huruf "I"

1. IBU

- Ibu pertiwi = tanah tumpah darah.

- lbu suri = ibunda raja.

- Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang penggalah = kasih ibu kepada anaknya tidak berkesudahan, sedangkan kasih sayang anak kepada ibunya sedikit saja dan mudah hilang.


2. IJUK

- ljuk tak bersagar, lunak tak berbatu = tidak mempunyai kerabat yang disegani orang.

- Mencari kutu dalam ijuk = melakukan pekerjaan yang sia-sia.


3. IKAN

- lkan belum dapat, airnya sudah keruh = penerapan pekerjaan yang tidak tepat (keadaan menjadi buruk sebelum pekerjaan selesai).

- lkan di laut, asam digunung, bertemu dalam belanga = walaupun berjauhan, jika sudah jodoh akan menjadi suami istri.

- lkan pulang ke lubuk = telah kembali ke tempat asalnya.

- lkan seekor rusakkan ikan setajau = karena keburukan sedikit saja, maka semuanya menjadi buruk.

- ikan terkilat jala tiba = karena pandainya, sudah dapat menangkap pembicaraan seseorang yang belum selesainya bicaranya.

- Memancing ikan di dalam botanga = mencari keuntungan dalam lingkungannya sendiri.

- Seperti ikan dalam belanga = sesuatu yang sudah pasti akan didapat.

- Seperti ikan kena tuba = sesuatu yang jinak mudah ditangkap.

- Tuba binasa, ikan tak dapat = melakukan pekerjaan yang sia-sia.


4. IKAT

- Mengikat hati = menarik perhatian.

- Mengikat perut = mengurangi makan selalu hemat dalam pengeluaran..

- Mengikat tak bertali = wanita yang ditinggalkan suaminya dan tidak diberi nafkah, tetapi tidak dicerai oleh suaminya.

- Seperti diikat dengan sehasta tali = Orang yang dikekang kebebasannya.


5. IKHTIAR

- ikhtiar menjalani untuk menyudahi = kita harus berusaha keras untuk mencapai maksud, perkara sukses dan tidaknya tergantung pada nasib.


6. IKUT

- ikut hati mati, ikut mata buta = jika kita selalu menuruti nafsu, akhirnya akan mendatangkan malapetaka.


7. ILALANG

- Tanam ilalang tak akan tumbuh padi = pada suatu ketika perbuatan jahat akan mendapat balasan.


8. ILMU

- Ilmu lebih tua daripada harta = kalau ilmu tidak dapat habis, sedangkan harta dapat habis.

- Ilmu padi, makin berisi makin merunduk = orang yang banyak ilmunya (pandai) selalu merendahkan diri.


9. INAI

- Bagai inai dengan buku = kasih sayang yang tak terpisahkan.

- Kaki tertarung inai padahanya = berani menanggung akibat atas perbuatannya sendiri.


10. INDAH

- Indah kabar daripada rupa = pada umumnya kabar lebih bagus daripada kenyataannya.


11. INGAT

- Ingat Sebelum kena, hemat sebelum habis = jika kita selalu ingat dan waspada, maka tidak mudah terpedaya dan harta habis.

- Tidak ingat badan celaka, terlalu ingat badan binasa. = jika kita tidak berhati-hati, maka akan bisa celaka, tetapi jika terlalu berhati-hati maka akan lebih celaka.


12. INTAN

- Bagai intan dengan tembaga = menyatakan hal yang tak sepadan.

- Dahulu intan, sekarang menjadi batu Belanda = orang berbangsa yang sudah tidak berharga lagi jika orang berkuasa sudah turun derajatnya, maka kepercayaan masyarakat menjadi berkurang.

- Intan berlian jangan dipijakkan = sesuatu yang baik jangan disia-siakan.

- Intan itu jika terbenam dalam lumpur sekalipun, tak akan hilang cahayanya = .orang besar lagi mulia, jika berada di tengah-tengah orang banyak tidak akan turun martabat dan kemuliaannya.


13. IRING

- Menohok teman seiring = mencelakakan teman sendiri.

- Seiring bertukar jalan, seiring bertukar sebut = berlainan pendapat, tetapi maksudnya sama.


14. IRIS

- Bagai diiris dengan sembilu = sakit hati yang amat sangat.


15. ISI

- Buka kulit tampak isi = berkata secara blak-blakan (terus terang).

- Isi hati = yang terkandung di dalam hati.

- Sudah tidak berisi lagi, tinggal kotaknya saja = sudah tidak terpakai lagi karena tidak berguna.

- Tua-tua keladi berisi = semakin tua ilmunya semakin tinggi.


16. ITIK

- Bagai itik pulang petang = sangat lambat jalannya.

- Itik berenang di laut (air), mati kehausan = hidupnya menderita kesusahan karena tidak dapat memanfaatkan kekayaan yang ada.

- Tak usah itik diajar berenang = mengajar seseorang yang sudah tahu tak ada gunanya.


Baca Juga : 

Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya


Itu saja yang dapat saya sampaikan pada postingan kumpulan peribahasa indonesia beserta dengan artinya huruf awal I. Jangan lupa pantengin terus kita ya Terimakasih.

Tuesday, January 31, 2023

27 Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Huruf "H"

27 Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Huruf "H"

Hello gaes kembali lagi dengan peribahasa bahasa indonesia beserta artinya. Kalau kemarin huruf G sekarang kita akan posting peribahasa Indonesia beserta artinya Huruf abjad H. Nah kali ini cukup sedikit tapi boleh buat belajar kalian. Untuk itu simak gas gas.

27 Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Huruf "H"

 

27 Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Huruf "H"

1. HABIS

- Bertaruh habis-habisan = bertaruh banyak sekali.

- Habis akal = hilang akal, tidak tahu apa yang diperbuatnya.

- Habis bulan = bulan akhir.

- Habis perkara,nasi sudah menjadi bubur = tidak perlu dibicarakan lagi.

- Ingat sebelum kena, hemat sebelum habis = ingatlah waktu yang aken datang dan jangan dibuang begitu saja.

- Memakan habis-habis,menyuruk hilang-hilang = pandai-pandailah menyimpan rahasia agar tidak diketahui orang lain.


2. HAJAT

- Hajat besar = buang air besar.

- Hajat masyarakat = keperluan utama orang banyak.


3. HAKIKAT

- Kata penghulu kata mufakat,kata malim kata hakikat- kate.yeng menghendaki kebenaran dalam rapat dan majelis.

- Menjadi hakim sendiri = melakukan sekehendak hati kepada orang yang dianggap bersalah.


4. HAMBA

- Hamba hukum = pelaksana hukum.

- Hamba nafsu = orang yang suka menurutkan nafsunya.


5. HAMPA

- Seperti padi hampa, makin lama makin mencongkak = pada umumnya orang yang tidak berilmu berlagak sombong.

- Yang hampa biar terbang,yang bernas biar tinggal = sesuatu yang tidak berguna selalu diacuhkan orang.


6. HANCUR

- Hancur hatinya = hatinya terasa sedih.


7. HANGAT

- Hangat hati = bergirang hati.

- Hangat-hangat tahí ayam = keinginannya yang hangat hanya permulaan saja.

- Tidak menghangat mendingin = tidak menimbulkan kegembiraan atau susah.


8. HANGUS

- Hangus hati = panas hati.

- Hangus tiada berapi,karam tiada berair menderita kesusahan yang amat sangat.


9. HANYUT

- Hanyut langkahnya = tersesat langkahnya.

- Pikirannya hanyut = pikirannya kalut.

- Terapung tak hanyut,terendam tak basah = terkatung-katung dan belum ada penyelesaiannya.


10. HAPUS

- Menghapus dosa = menyucikan diri;mengampuni dosa.

- Menghapus arang di muka = menghilangkan malu.


11. HARGA

- Ada rupa,ada harga = harga suatu barang tergantung pada mutunya.

- Harga mati = harga yang tak dapat ditawar lagi.

- Harganya miring = harganya lebih murah daripada harga biasanyá.


12. HARI

- Ada hari ada nasi = selama kita hidup rezeki itu selalu ada.

- Hari pagi dibuang-buang,hari petang dikejar-kejar = kesempatan yang

- baik dibuang begitu saja,baru setelah terdesak dikerjakan dengan tergesa-gesa.


13. HARIMAU

- Anak harimau tak akan menjadi anak kambing = anaknya orang pemberani tak akan menjadi orang penakut.

- Harimau ditakuti karena giginya = orang besar dan berpangkat ditakuti orang selama ia berkuasa.

- Harimau tak akan memakan anaknya = orang berkuasa(tua) tak akan mencelakakan keluarganya.

- Mengajar anak harimau = mengajar anaknya orang berilmu cepat pandai.

- Seperti harimau menyembunyikan kuku = orang yang berilmu selalu menyembunyikan ilmunya dan berlagak bodoh.

- Sudah masuk mulut harimau = mendapat celaka yang tidak dapat ditolong lagi.


14. HARUM

- Harum menghilangkan bau = keburukan tidak tampak karena tertutup oleh perbuatan baik.


15. HATI

- Berhati batu = tidak menaruh iba sama sekali.

- Berhati berlian = berbudi luhur.

- Berhati emas = berbudi mulia.

- Dengan sepenuh hati = dengan sungguh-sungguh.

- Hati tak lepas, dendam tak sudah = hatinya tak pernah puas.

- Hati gatal mata digaruk = sangat berkeinginan,tetapi tidak kuasa menyampaikan keinginannya itu.

- Jauh di mata di hati jangan = walau pun tempatnya berjauhan,tetapi selalu mengenang.

- Ladang perahu di lautan, padang hati dipikiri = pikiran atau akal manusia

- lebih luas daripada lautan, oleh karena itu pergunakanlah sebaik-baiknya.

- Lapang hati = merasa lega (puas).

- Lubuk hati = perasaan kita.

- Mengambil hati = membuat orang lain senang.

- Pembicaraan dari hati ke hati = berkata secara jujur.

- Rambut sama hitam, tetapi hati berlainan = tiap-tiap orang berbeda-beda pendapatnya.

- Selalu mendapat hati = mendapat perhatian.

- Setengah hati = ragu-ragu;tidak sungguh-sungguh.

- Tertusuk hatinya - tersinggung hatinya.


16. HEMAT

- Hemat pangkal kaya, rajin pangkal pandai = jika kita hemat dapat menyimpan uang.sebaliknya kalau boros akan menanggung hutang.

- Ingat sebelum kena, berhemat sebelum habis = berusahalah sekuat

- tenaga sebelum terlambat.


17. HIDUNG

- Barang itu berada di ujung hidung = barang itu letaknya sangat dekat sekali dengan kita.

- Hidung dicium,pipi digigit = berbuat kebaikan hanya sekedar untuk menutupi keburukannya.

- Potong hidung rusak muka = barangsiapa menceritakan keaiban kaum keluarganya, ia sendiri akan mendapat malu karenanya.

- Seperti kerbau dicocok hidung = orang bodoh yang selalu menurut perintah orang.lain.

- Si hidung belang = sebutan laki-laki yang suka menggoda wanita.


18. HIDUP

- Adat hidup tolong menolong = sudah menjadi kebiasaan hidup saling tolong menolong.

- Biar hidup seribu tahun, tiada sembahyang apa gunanya = kita hidup tak ada gunanya,jika tidak melakukan kebajikan.

- Hidup dikandung adat, mati dikandung tanah = selama hidup kita harus taat kepada,aturan dalam masyarakat..

- Hidup segan mati tak mau = ,orang yang telah lama menderita sakit, hidup tidak matipun tidak.


19. HIJAU

- Masih hijau = belum berpengalaman.


20. HILANG

- Hilang adat karena mufakat = hukum adat boleh diubah,asalkan diadakan persetujuan terlebih dahulu.

- Hilang satu sepuluh gantinya = sekali-kali jangan putus asa.

- Hilang tak bercari, lulus tak berselami = tidak diperdulikan lagi.

- Hilang tak tahu rimbanya,mati tak tahu kuburnya = hilang lenyap tak berbekas.

- Pertama hilang dua terbilang = berani mengerjakan pekerjaan yang berbahaya,tetapi berguna bagi nusa dan bangsa

- Patah tumbuh hilang berganti = terus menerus dan selalu ada gantinya.


21. HILIR

- Berkayuh sampai ke hilir.= menyelesaikan dua tiga pekerjaan selesai sekaligus

- Seorang ke hilir seorang ke mudik = pendapatnya bertolak belakang(tidak sehaluan kemauannya)

- Tak tentu hilir mudiknya = tidak tentu ujung pangkalnya.

- Tiada mengetahui hulu hilirnya = tidak mengetahui ujung pangkalnya.


22. HINA

- Hina budi = kelakuan yang kurang baik.

- Hina diri = merendahkan diri.


23. HINGGAP

- Hendak hinggap tiada berkaki = hendak melakukan sesuatu tidak berdaya karena tidak ada alatnya.


24. HITAM

- Hitam-hitam kereta api, putih-putih kapur sirih = jangan dikira yang buruk itu selalu tiada berguna (berharga), bahkan yang elok kadang kadang tidak berharga.

- Hitam tahan tempa, putih tahan sesah = seseorang yang pantang menyerah dalam menghadapi segala tantangan.

- Hitam dikatakan putih, putih dikatakan hitam = tidak mengatakan yang şebenamya (yang baik dikatakan buruk dan sebaliknya).


25. HITUNG

- Bagai menghitung bulu kambing = melakukan pekerjaan yang sia-sia.

- Hitung nasib peruntungan = memperbincangkan nasib.


26. HUJAN

- Ada hujan ada panas,ada hari boleh balas selalu ada kesempatan untuk membalas dendam.

- Bagai hujan jatuh ke pasir = kebaikan yang tak terbalas.

- Disangka panas sampai petang,kiranya hujan di tengah hari =  kebahagiaan seseorang tidak kekal selamanya,adakalanya hidup enak ada kalanya menderita.

- Hujan berbalik ke langit = orang yang berkuasa minta pertolongan kepada orang yang lemah.

- Hujan tak akan berbalik ke langit = sesuatu telah menjadi kodrat alam: sesuatu tidak dapat diubah lagi.

- Menanti hujan di musim kemarau = mengharapkan sesuatu yang mustahil dapat diperoleh.

- Sehabis hujan akan panas jua = setelah menderita sekian lama,akhirnya menempuh hidup bahagia.

- Panas setahun, hapus karena hujan sehari = kebaikan seseorang yang sekian lama,akhirnya lenyap karena kesalahan sedikit saja.

- Tak lapuk karena hujan,tak lekang karena panas = tetap teguh pendiriannya.


27. HUMA

- Dikatakan berhuma lobar,sesapan di halaman = memegahkan kekayaan. (keberanian), tetapi tidak ada tanda-tanda buktinya.


Baca Juga : 

Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya


Itu saja yang dapat saya sampaikan pada postingan kumpulan peribahasa indonesia beserta dengan artinya huruf awal H. Jangan lupa pantengin terus kita ya Terimakasih.

Monday, January 30, 2023

35 Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Huruf "G"

35 Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Huruf "G"

Hello gaes kembali lagi dengan peribahasa bahasa indonesia beserta artinya. Kalau kemarin huruf E sekarang kita akan posting peribahasa Indonesia beserta artinya Huruf abjad G. Nah kali ini cukup sedikit tapi boleh buat belajar kalian. Untuk itu simak gas gas.

35 Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Huruf "G"

 

35 Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Huruf "G"

1. GADAI

- Gadai terdorong pada Cina = terlanjur, tidak boleh dicabut kembali.

- Gadai yang tidak tertebus lagi = sesuatu yang sudah terlanjur, dan tidak dapat dikembalikan lagi.

2. GADING

- Baru dapat gading nan bertuah, terbuang tanduk kerbau mati = setelah mendapatkan barang yang baik(baru), begitu saja dilupakan barang yang lama.

- Kalau gajah yang diharapkan gadingnya, harimau diharapkan belangnya = orang menghormati orang lain karena ada sesuatu yang diharapkan dari dia.

- Semahal-mahal gading, kalau patah tidak berharga = setinggi dan mulianya derajat seseorang,jika ia berbuat kesalahan, maka akan turunlah martabatnya.

- Tak ada gading yang tak retak = segala sesuatu tak ada yang sempurna dan masih ada kekurangannya.

3. GAGAK

- Ketika gagak putih,angsa hitam = zaman antah berantah;zaman dahulu.

- Menanti gagak hitam = mengharapkan sesuatu yang ták mungkin dapat diperoleh.

4. GAJAH

- Bangkai gajah tak dapat ditutup dengan nyiru = kejadian yang besar tak mungkin dapat disembunyikan.

- Gajah berjuang sama gajah, pelanduk mati di tengah-tengah = jika orang-orang besar berselisih, maka orang-orang kecil yang menjadi korban.

- Gajah dikalahkan oleh pelanduk = orang yang berkuasa dapat dikalahkan oleh orang lemah.

- Gajah mati karena gadingnya = seseorang celaka karena perbuatannya sendiri.

- Gajah mati tulang tertimbun = orang yang kaya raya jika mati banyak meninggalkan harta.

- Seperti gajah masuk kampung = orang yang berkuasa dapat berbuat sesuka hatinya di lingkungan orang-orang kecil.

5. GALANG

- Menggalang batang leher = bersedia menyabung nyawa.

- Lidahnya tergalang = tidak dapat berkata-kata lagi;tidak dapat menolak permintaan

6. GALI

- Diam penggali berkarat, diam ubi berisi = pengetahuan yang tidak dapat dipakai lama-lama akan hilang.

7. GANJIL

- Keluar tak mengganjilkan masuk tak menggenapkan = orang yang tidak mendapat simpati (perhatian)..

8. GANTANG

- Menggantang asap, menjaring angin = melakukan pekerjaan yang mustahil dicapai.

- Secupak tak akan jadi segantang = sesuatu telah ditentukan dan tak dapat diubah lagi.

9. GANTI

- Ganti tikar = menikah dengan adik atau kakak istrinya yang telah meninggal.

- Patah tumbuh hilang berganti = terus menerus dan selalu ada gantinya.

10. GANTUNG

- Bergantung ke tali rapuh = menggantungkan hidupnya kepada orang yang hidupnya tidak mampu.

- Bergantung pada rambut sehelai = orang yang hidupnya dalam bahaya.

11. GARAM

- Bagai garam jatuh ke air = hilang lenyap atau cepat meresap(tentang nasihat).

- Bạnyak makan asam garam = banyak pengalaman hidupnya.

- Belum tahu diasin garam = belum pernah mengalami kepahitan dalam hidupnya.

- Garam di laut, asam di gunung bertemu dalam belanga = walaupun tempatnya berjauhan,kalau memang jodohnya pasti akan menjadi suami istri.

12. GARUDA

- Pipit melawan garuda = orang kecil hendak melawan orang berkuasa pasti kalahnya.

13. GARUK

- Belum berkuku hendak menggaruk = belum berkuasa sudah berlagak mencari kesalahan orang lain.

- Hendak menggaruk tak berkuku = bercita-cita tinggi, tetapi tidak dapat melaksanakannya karena tidak :berbekal (dana).

- Kini gatal besok digaruk = memberi pertolongan yang terlambat.

- Lain gatal lain digaruk = lain yang dipertanyakan,lain pula yang dijawab.

14. GAYUNG

- Gayung bersambut, kata berjawab = setiap pertanyaan ada jawabannya.

- Gayung tua, gayung memutus pada umumnya = perkataan orang tua selalu berkepastian.

15.  GELAR

- Kecil bernama,besar bergelar = waktu kecil kita dipanggil namanya,setelah besar dipanggil pangkatnya.

16. GELI

- Habis geli oleh gelitik,habis bisa oleh biasa = barang yang kurang menyenangkan akan hilang apabila telah menjadi kebiasaan.

18. GEMUK

- Mempergemuk kerbau orang = orang lain ditolongnya,sedangkan keluarganya sendiri ditelantarkan.

19. GENDANG

- Bagaimana bunyi kendang,begitulah tarinya = hendaknya apa yang kita kerjakan harus sesuai dengan perintahnya.

20. GENGGAM

- Digenggam tiada tiris =.sangat hemat mengeluarkan uang.

- Bagai segenggam bara,terasa hangat lalu dilepaskan = melakukan pekerjaan setelah menemui kesukaran,lalu dilepaskan (ditinggalkan).

- Segenggam digunungkan, setitik dilautkan = sangat dihargai.

21. GENTING

- Negara dalam keadaan genting = negara dalam keadaan bahaya.

22. GERGAJI

- Seperti gergaji dua mata = mendapat keuntungan dari kedua belah pihak.

23. GETAH

- Bagai getah dibawa ke semak = makin kusut perkaranya.

- Getah terbangkit kuaran tiba = salah perhitungan;salah langkah.untuk mencari keuntungan.

24. GIGI

- Belum bergigi hendak menggigit = hendak melakukan sesuatu,tetapi belum ada sarananya.

- Datang dengan menggetarkan gigi = datang dengan marah-marah.

- Gigi dan lidah ada kalanya bergigit juga = seerat-erat suatu persahabatan suatu ketika akan timbul perselisihan.

- Sudah tak bergigi lagi = sudah tak berkuasa lagi.

25. GIGIT

- Gigit jari = kecewa.

- Gigit lidah = tidak merasa malu terhadap kecaman(cemoohan)orang lain.

26. GILA

- Gila bayang-bayang = menginginkan sesuatu yang tidak mungkin tercapai.

- Gila hormat = terlalu ingin dihormati orang lain.

- Gila uang = mata duitan.

28. GOLEK

- Tergolek di tempat yang datar = mendapat celaka karena perkara yang kecil saja.

29. GUGUR

- Gugur gunung = bekerja gotong royong untuk kepentingan bersama.

- Gugur hati = jatuh hati.

30. GULA

- Ada gula ada semut = di mana ada rezeki, disitu banyak orang.

- Hitam-hitam gula jawa = walaupun kulitnya hitam,tetapi parasnya elok(wanita).

- Semanis-manis gula, ada pasir didalamnya = pada umumnya kata-kata yang manis itu mengandung tipuan.

31. GULAI

- Gulai sedap nasi mentah,nasi sedap gulai mentah = tidak memuaskan hati karena kurang sempurna.

- Kalau pandai menggulai,badar pun menjadi tengiri = orang yang pandai dapat mengerjakan sesuatu yang baik,meskipun kelengkapannya kurang memadai.

32. GUNTING

- Menggunting dalam lipatan = mencelakakan kawan(saudara) sendiri.

- Sepėrti gunting makan di ujung = tajamnya perkataan orang bijaksana tidak tampak karena ia pintar menuturkannya.

33. GUNTUR

- Mengharapkan guntur di langit,air di tempayan dicurahkan = mengharapkan keuntungan besar yang belum pasti,keuntungan kecil yang sudah pasti dilepaskan.

34. GUNUNG

- Gunung yang tinggi akan runtuh jika digali setiap hari = meskipun hartanya banyak,jika berlaku boros dan tidak ditambah-tambah, maka akan habis.

- Maksud hati memeluk gunung,apa daya tangan tak sampai = cita-citanya tinggi tak kesampaian karena kekurangan sarana.

- Tak ada gunung yang tak dapat didaki, tak lurah yang tak dapat dituruni = asal dengan sungguh-sungguh, pekerjaan yang bagaimanapun sulitnya pasti dapat diselesaikan.

- Tak kan lari gunung dikejar, hilang kabut tampaklah dia = jangan tergesa-gesa mengerjakan pekerjaan yang telah pasti.

35. GURU

- Mengguru dahulu sebelum bergurau = tuntutlah ilmu setinggi-tingginya sebelum bersenang-senang.

- Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi = menuntut ilmu yang tidak sempurna tidak ada faedahnya.

- Guru kencing berdiri,murid kencing berlari = sikap dan perilaku guru akan ditiru oleh muridnya.


Baca Juga : 

Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya


Itu saja yang dapat saya sampaikan pada postingan kumpulan peribahasa indonesia beserta dengan artinya huruf awal G. Jangan lupa pantengin terus kita ya Terimakasih.

Sunday, January 29, 2023

9 Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Huruf "E"

9 Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Huruf "E"

Hello gaes kembali lagi dengan peribahasa bahasa indonesia beserta artinya. Kalau kemarin huruf D sekarang kita akan posting peribahasa Indonesia beserta artinya Huruf abjad E. Nah kali ini cukup sedikit tapi boleh buat belajar kalian. Untuk itu simak gas gas.

9 Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Huruf "E"

 

9 Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Huruf "E"

1. EKOR

- Dilepas tetapi dipegang ekor = mengabulkan sesuatu tidak secara rela.

2. ELANG

- Dahulu elang pulau, kini telah menjadi burung pungguk = dahulu hidupnya mulia dan kini telah menjadi hina karena kehabisan hartanya.

- Di tempat tiada kata belalang, akulah olang = di daerah penduduknyayang masih terbelakang, orang berilmu menjadi pemimpinnya.

- Elang disambar punai tanah = anak kaum ningrat jatuh cinta kepada orang rendahan (anak orang kecil).

- Sepantun elang dongan ayam, lambat laun disambar juga = hindarilah pergaulan bebas antara muda-mudi, sebab akan membawa akibat yang kurang baik.

3. ELOK

- Yang olok dipakai, yang buruk dibuang = terapkanlah sikap-sikap yang baik, dan tinggalkan sikap-sikap yang kurang terpuji.

4. EMAS

- Emas disangka loyang = karena miskinnya ia disangka orang jahat, padahalia adalah orang baik budi pekertinya.

- Utang emas boleh dibayar, utang budi dibawa mati = budi baik seseorangakan diingat (dikenang) orang selama-lamanya.

5. EMBACANG

- Busuk-busuk embacang = kelihatannya tidak baik, tetapi sebenarnya baik.

- Seperti embacang buruk kulit = parasnya buruk, tetapi hatinya mulia.

6. EMBIK

- Masuk kandang kambing mengembik, masuk kandang kerbau menguak = di mana kita berada harus menghormati dan mengikuti adat-istiadat orang di negeri itu.

7. EMBUN

- Seperti embung di atas daun = orang yang tidak tetap pendiriannya.

- Seperti embun ditimpa panas matahari = hilang lenyap tak berbekas.

- Siang berpanas, malam berembun = miskin sekali dan tidak mempunyai tempat tinggal.

8. EMPEDU

- Bagai empedu lekat di hati = persahabatan yang sangat erat dan sukar dipisahkan.

- Pahit bagai empedu = tidak enak dirasakan dan menimbulkan kepedihan saja.

9. ENAU

- Enau memanjat sigai = wanita mencari (melamar) pria.

- Enau sebatang dua sigainya = seorang wanita bersuamikan dua orangpria.


Baca Juga : 

Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Huruf "A" 

Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Huruf "B"

Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Huruf "C"

Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Huruf "D"

Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Huruf "E"


Itu saja yang dapat saya sampaikan pada postingan kumpulan peribahasa indonesia beserta dengan huruf awal E. Jangan lupa pantengin terus kita ya Terimakasih.

Tuesday, December 21, 2021

20 Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Huruf "D"

20 Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Huruf "D"

 Hello gaes kembali lagi dengan peribahasa bahasa indonesia beserta artinya. Kalau kemarin huruf C sekarang kita akan posting peribahasa Indonesia beserta artinya Huruf D. Nah kali ini cukup sedikit tapi boleh buat belajar kalian. Untuk itu simak gas gas.

20 Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Huruf "D"

 

20 Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Huruf "D"

1. DADA
- Belahlah dada lihatlah hati = seseorang yang menyatakan dan menguatkan suatu kebenaran.
- Dada lapang = sabar (tidak mudah marah).
- Membusungkan dada tiada berbuah = bersikap sombong tak ada gunanya.
- Merengkuh ke dada = maunya yang banyak saja.

2. DARAH

- Berdarah dingin - sabar selalu tenang-tenang saja.
- Berdarah panas = pemarah
- Berdarah putih = keturunan bangsawan.
- Bertalian darah = seketurunan.
- Masih darah dagingnya = anak kandungnya.
- Menjadi darah daging = sudah menjadi kebiasaan.
- Penghisap darah = lintah darat, pemakan riba,
- Peristiwa berdarah = peristiwa yang banyak memakan korban.
- Tanah tumpah darahku = tanah airku (ibu pertiwi).

3. DATANG
- Datang tak berjemput, pulang tak terantar = apa yang dilakukannya atas kemauannya sendiri.

4. DATAR

- Datar bagai lantai papan licin bagai dinding cermin = orang yang bertindak bijaksana dalam memutuskan suatu perkara.

5. DAUN
- Bersembunyi di balik daun sehelai = menyembunyikan suatu perkara (kesalahan) dengan ceroboh sehingga diketahui orang lain.

6. DAYUNG
- Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui = menyelesaikan dua tiga pekerjaan selesai sekaligus.

7. DELIMA
- Bibir seperti delima merekah = bibirnya sangat elok.

8. DENGAR
- Didengar ada dipakai tidak = orang yang tidak mau mendengar nasihat orang lain
- Jangan mendengarkan siul ular = jangan terbujuk rayuan lawan

9. DENGKUL
- Bermodalkan dengkul = modalnya hanya keberanian dan kejujuran saja..

10. DERAS
- Deras datang dalam kena mengerjakan sesuatu yang terburu-buru akan merugikan diri sendiri.
- Deras seperti anak panah = cepat sekali

11. DIAM
- Diam-diam kucing, diam menerkam = diam bersikap waspada dan cepat tanggap dalam segala hal.
- Diam seperti diam ubi, tidak seperti diam penggali = diamnya orang berakal tidak diam begitu saja, akan tetapi berfikir untuk menciptakan sesuatu.
- Diam seribu basa = diam sama sekali.

12. DIANG
- Bagai pucuk pisang didiang = tidak berdaya menghadapi sesuatu karena pingsan atau sakit.
- Berdiang di abu dingin = melakukan pekerjaan yang sia-sia.
- Sambil berdiang nasi masak, sambil berdendang biduk hilir=dalam sekali waktu dapat menyelesaikan dua tiga pekerjaan sekaligus.

13. DINDING
- Dinding sampai ke laut, empang sampai ke seberang = terapkanlah kedisiplinan sepenuhnya dan jangan kepalang tanggung.
- Dinding teratas, tangan terpasang = bukti yang cukup jelas dari suatu kejahatan yang dilakukan oleh seseorang.
- Guna kain pendinding miang, guna uang pendinding waktu = hemat dalam menggunakan uang ada batasnya sehingga kita tidak menjadi kikir dan tidak menaruh perasaan malu.

14. DINGIN
- Berhati dingin = tidak ada gairah sama sekali.
- Berkepala dingin = bersikap sabar dan tenang.
- Berdingin tangan = selalu berhasil dalam melakukan pekerjaan.
- Darahnya dingin = tak bersemangat.
- Dingin bagai hidung kucing = dingin sekali.
- Hati panas kepala dingin = bersemangat dan penuh ketenangan.
- Penerimaannya dingin = kurang perhatian.

15. DIRI
- Berdiri sama tinggi = sederajat, sejajar
- Berdiri sendiri = tidak menggantungkan pada orang lain
- Mendirikan benang basah = melakukan pekerjaan yang sia-sia.

16. DORONG
- Kaki terdorong badan merasa, lidah terdorong emas padahannya = kita harus menepati janji : apa yang telah kita katakan harus dilaksanakan.
- Terdorong gajah karena gadingnya = besarnya kekuasaan seseorang membuat dirinya terdorong.

17. DUA
- Antara dua tengah tiga = orang yang sekarat (sakit); hampir mati.
- Dalam dua tengah tiga = tidak jujur.
- Dua kali dua empat = sama saja.
- Karam berdua basah seorang = dua orang yang bersalah, tetapi hanya seorang yang dihukum.

18. DUDUK
- Belum duduk belunjur dahulu = menganggap dirinya sudah berilmu (menguasai sesuatu), tetapi sebenarnya belum mempunyai keahlian apa- ара.
- Duduk berkisar tegak berpaling = orang yang tidak menepati janjinya.
- Duduk meraut ranjau, tegak meninjau jarak = selalu siap menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi.
- Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi = sejajar : sama-sama tinggi derajatnya.
- Mendudukkan perkara = memutuskan perkara.

19. DUNIA
- Dunia diadang, saku dijahit = maunya bersenang-senang, tetapi tetapi tidak mau mengeluarkan uang.
- Dunia luar = masyarakat luar lingkungan.

20. DURIAN
- Berpangsa bagai durian, bernabu bagai cempedak = kekeluargaan yang lelah retak.
- Seperti durian dengan mentimun = orang besar melawan orang kecil pasti menangnya.

Baca Juga : 

Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Huruf "A" 

Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Huruf "B"

Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Huruf "C"


Itu saja yang dapat saya sampaikan pada postingan kumpulan peribahasa indonesia beserta dengan huruf awal D. Jangan lupa pantengin terus kita ya Terimakasih.

Monday, December 20, 2021

23 Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya ABJAD "C"

23 Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya ABJAD "C"

Semangat Pagi gaes kembali lagi dengan kami dengan konten belajar yang bermanfaat dan anti mainstream. Pada kesempatan kali ini kita akan share lanjutan dari peribahasa indonesia beserta artinya Abjad "C". Untuk postingan kali ini tidak terlalu banyak seperti yang kemarin, tapi peribahasa kali ini cukup menarik untuk di hapalin apalagi buat ngatain temen wkwkwkw.

23 Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya ABJAD "C"

 

23 Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya ABJAD "C"

1. CABAI
- Kecil-kecil cabai rawit = walaupun kecil tetapi pemberani.
- Siapa makan cabai, dialah yang berasa pedas - barang siapa berbuat keburukan (sesuatu) harus berani menanggung akibatnya.

2. CABIK
- Mencabik baju di dada = membuka aibnya sendiri.
- Mencabik kayu di dagu = barang siapa menceritakan keaiban kaum keluarganya, ia akan mendapat malu karenanya.
- Mencabik mudah, menjahit sukar = kalau merusak sangat mudah, tetapi kalau memperbaikinya sangat sukar.

3. CABUT

- Dicabut layu, diangkat mati = sesuatu yang tak dapat diubah.
- Mencabut dari pelimbahan = mengangkat anak dari keluarga miskin.
- Mencabut nyawa = membunuh.

4. CACING
- Cacing hendak menjadi naga = orang hina lagi miskin hendak meniru orang besar.
- Seekor cacing menelan naga = orang yang lemah dapat mengalahkan orang yang berkuasa.
- Seperti cacing kepanasan = perihal orang yang selalu gelisah.

5. CANGKUL

- Mencangkul angin = omong kosong.

6. CARI
- Mencari akal = berdaya upaya.
- Mencari kutu dalam ijuk = melakukan pekerjaan yang sangat rumit.
- Mencari muka = melakukan sesuatu untuk mendapatkan pujian.
- Yang dicari tak dapat, yang dikandung berceceran = karena tamaknya akan harta, maka rejeki yang sudah ada menjadi tersia-sia.

7. CELAKA
- Hilang bini boleh dicari, hilang budi badan celaka = barang siapa tidak berbudi akan merugi.
- Tiap-tiap celaka ada gunanya = orang yang telah tertimpa celaka tentu akan insyaf dan berhati-hati agar peristiwa yang pernah dialaminya itu tidak terulang kembali

8. CELANA
- Tukar celana dengan kain = seseorang berbuat kesalahan, tetapi orang lain yang mendapat kesusahannya.

9. CEMBURU
- Cemburu buta = cemburu yang tidak beralasan.

10. CEMPEDAK
- Bagai bunyi cempedak jatuh = bunyi seperti barang berat jatuh.
- Seseorang makan cempedak, semua orang kena getahnya = seseorang yang berbuat, tetapi yang lain dianggap bersalah juga.
- Tanam cempedak tumbuh nangka = memperoleh keuntungan lebih daripada apa yang diharapkan.

11. CENCANG

- Cencang air tak akan putus = hubungan dalam keluarga sangat sukar diputuskan
- Mencencang berlandasan, melompat bertumpuan = hendaknya jika melakukan sesuatu disediakan peralatannya agar hasilnya memuaskan.
- Sepandai-pandai mencencang, landasan juga akan habis = sebaik-baiknya orang menumpang, kadang-kadang merugikan orang yang ditumpangi

12. CENDANA
- Sudah gaharu cendana pula = sudah tahu bertanya pula : pura-pura tidak tahu.

13. CENDAWAN
- Seperti cendawan tumbuh dalam musim hujan = banyak sekali

14. СЕРАТ
- Cepat kaki, ringan tangan = tangkas dan giat bekerja.
- Cepat tangan = suka mencopet.
- Terlalu cepat jadi lambat = karena tergesa-gesa mengerjakannya, maka hasilnya kurang bagus.

15. CERAI
- Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh = persatuan akan membuat kita kokoh, sedangkan perceraian akan membuat kita tidak berdaya.

16. CERDIK
- Cerdik bagai ekor kerbau = orang melakukan kegiatan yang bodoh dan merugikan diri sendiri,
- Yang bodoh makanan yang cerdik = orang yang bodoh menjadi sasaran empuk bagi orang yang pintar.

17. CERMIN
- Jangan bercermin di air keruh = jangan meniru perbuatan yang tidak baik

18. CINCIN
- Seperti cincin dengan permata = sesuai benar dalam segala hal.

19. CINTA
- Cinta monyet = cintanya kekanak-kanakan.
- Cinta buta = cinta itu tidak memandang derajat atau pangkat.

20. CIUM
- Mencium tanah = jatuh tersungkur.
- Perbuatannya telah tercium oleh yang berwajib = perbuatannya telah diketahui oleh yang berwenang.

21. CONTOH
- Bagaimana contoh begitulah gubahnya = pada umumnya anak itu menurut contoh orang tuanya.

22. CUBIT
- Cubit paha kanan, paha kiri pun terasa sakit = jika di antara keluarga dilukai hatinya, maka keluarganya yang lain juga merasakan kepedihannya.
- Siapa yang kena cubit akan merasa pedih = barang siapa yang merasakan kena sindiran, dialah yang bersalah.

23. CUCURAN

- Cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga = pada umumnya tabiat anak itu mengikuti (meniru) tabiat yang bersalah.
- Mencucurkan keringat = bekerja keras.

 

Baca Juga : 

Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Huruf "A" 

Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Huruf "B"

Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Huruf "D"


Itu saja yang dapat saya sampaikan mengenai peribahasa bahasa indonesia dengan maksud dan artinya dengan awalan abjad "C" untuk yang lain akan saya share kembali di lain waktu untuk jangan lupa pantengin terus.

Thursday, December 16, 2021

93 Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya ABJAD "B"

93 Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya ABJAD "B"

 Pada kesempatan kali ini kita akan bagikan mengenai peribahasa bahasa indonesia beserta artinya dengan abjad "B". Daripada lama lama bicara ngalor ngidul mending ke topik pembicaraan.

Peribahasa Indonesia Beserta Artinya ABJAD "B"

KUMPULAN PERIBAHASA DAN ARTINYA ABJAD "B"

1. BABI
- Bagai babi merasa gulai = kurang sepadan jika orang yang hina menikah dengan orang ningrat.

2. BADAK

- Anak badak dihambar-hambat = orang yang sengaja mencari kesusahan.
- Seperti kulit Badak = orang yang tidak berperasaan

3. BADAN
- Bayang-bayang sapanjang badan = hendaknya pengeluaran sehari-hari disesuaikan dengan penghasilan
- Biar badan penat, saat hati senang = jika kita mengerjakan sesuatu pekerjaan dengan senang hati, segala kepenatan itu terasa oleh kita
- Hancur badan dikandung tanah, budi baik terkenang juga = budi pekerti yang baik akan dikenang selarnalamanya.
- Selama hayat dikandung badan = selama kita hidup,

4. BAHAN

- Besar kayu besar bahannya, kecil kayu kecil bahannya = besar pendapatan besar pula pengeluarannya, kecil pendapatan kecil pula pengeluarannya,

5. BAHASA
- Bahasa menunjukkan bangsa = tingkah laku dan tutur kata seseorang menunjukkan asal usulnya.
- Budi bahasa = tingkah laku.                                                                              • '
- Membisu seribu bahasa = diam saja.

6. BAHU
- Angkat bahu = menyatakan tidak tahu.
- Bekerja bahu-membahu = bekerja bergotong-royong.
- Tangan mencencang, bahu memikul = berani berbuat harus berani bertanggung jawab.

7. BAJI

- Tahan aji oteh keledai = kuat sama kuat

8. BAJU
- Bagai memakai baju dipinjam = perbuatan yang dibuat-buat sehingga canggung tampaknya.
- Menyisingkan lengan baju = bekerja keras.

9. AKAR
- Bagai orang kebakaran jenggot = perihal orang yang kebingungan.
- terbakar hatinya = hatinya menjadi-panas;

10. BALAS

- Alang berjawab, tepuk balas = kebaikan dibalas dengan  baik, jahat dibalas dengan jahat.

11. BALIK
- Balik belakang lain bicaranya = orang yang ingkar janji
- terbalik akalnya = gila

12. BALING
- Begal di atas bukit = orang yang tidak tetap pendiriannya.
- Hidup bagai baling-baling hidupnya = terombang-ambing oleh keadaan.

13. BAMBU

- Seperti pohon bambu ditiup angin = perihal orang yang lemah lembut dan berpendirian tetap.

14. BANGAU

- Setinggi-tinggi terbang bangau, jatuhnya ke pelimbahan juga = sejauh jauh orang merantau, akhirnya kembali ke tanah airnya;

15. BANGKAI
- Menjemur bangkai ke atas bukit = memperlihatkan celanya sendiri kepada orang lain.

16. BANGKIT
- Memnbangkit-bangkitkan mayat di kubur = mengungkit-ungkit kejelekan orang yang telah meninggal.

17. BANGSA
- Rusak bangsa oleh laki = berkelakuan buruk akan merusak nama baiknya / keturunan seseorang.

18. BANGUN
- Membangunkan ular tidur = mengusik suasana yang membahayakan.

19. BANTAL
- Lepas bantal berganti tikar = orang laki-laki yang menikah dengan saudara istrinya karena istrinya telah meninggal.
- Orang mengantuk disorongkan bantal= memperoleh apa yang diinginkan

20. BANTENG    
                                   f
- bagai banteng ketaton = mengamuk dengan hebatnya
- Terajar pada banteng pincang = tidak ada gunanya mengajar orang yang keras kepala.

21. Banting
- Mati- matian membanting tulang = bekerja mati-matian (bekerja keras)
- membanting harga = menjual dengan harga semurah-murahnya (obral)
- Membanting setir = pindah pekerjaan lain

22. BANYAK
- Banyak mulut = cerewet.
- Hutangnya sebanyak bulu di badan = hutangnya banyak sekali

23. BAPAK
- Kalau bapaknya bergendang, masakan anaknya tidak menari = pada umumnya sikap dan perilaku seorang anak meniru bapaknya.

24. BARA
- Bagai duduk di atas bara = orang yang gelisah karena sesuatu
- Jejak-jejak bara = sesuatu yang hampir selesai.

25. BARIS
- Baris depan = pasukan yang langsung berhadapan dengan musuh
- Barisan kehormatan = barisan ( tentara ) khusus yang dipersiapkan untuk menghormati para tamu agung atau dalam upacara peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

26. BASA
- Tidak tahu basa basi = tidak tahu sopan santun.

27. BASAH
- Mandi tak basah, berjemur tak kering = bersikap masa bodoh.
- Membasahi kerongkongan = menghilangkan haus.
- Menduduki jabatan yang basah = menempati pekerjaan yang banyak mendatangkan rezeki.
- Tertangkap basah = ketahuan (kepergok) melakukan perbuatan yang tidak terpuji.

28. BASUH
- Membasuh arang di muka = menghilangkan malu yang tercoreng di mukanya.

29. BATANG
- Ada batang cendawan tumbuh = di mana kita berada di situ pasti ada rezeki.

30. BATAS
- Berjalan sampai ke batas, berlayar sampai ke pulau = hendaknya dalam mengerjakan sesuatu jangan setengah-setengah dan kerjakan sampai selesai
- Berdiri di batas = menjadi penyamun.

31. BATU
- Bagai batu jatuh di lubuk = hilang lenyap tak berbekas.
- Batu hitam tak bersanding = tampaknya lemah lembut, tapi keras hatinya.
- Lempar batu sembunyi tangan = perbuatan khianat.

32. BAU
- Bau busuk tidak berbangkai = tuduhan yang tidak ada buktinya.
- Sudah tercium baunya = sudah mulai diketahui (tentang rahasia atau kejahatan).

33. BAWAH
- Di bawah tangga = tidak secara resmi atau umum (tentang penjualan atau pelelangan).
- Gerakan di bawah tanah = gerakan rahasia.

34. BAYANG
- Bayang-bayang disangka tubuh = mengharap sesuatu yang belum pasti.
- Takut akan bayangannya sendiri = takut akan perbuatannya sendiri

35. BEBAN
- Beban berat menggulung batu = kehidupannya sudah berat, ditambah lagi dengan beban kaum keluarganya.
- Seberat-berat beban, laba jangan ditinggalkan = meskipun pekerjaan itu berat dan sukar, kerjakan sampai selesai karena mendatangkan keuntungan.

36. BEDIL

- Menjual bedil kepada lawan = membuka rahasia kepada musuh.

37. BELAH
- Belahan nyawa = kasih sayangnya.
- Sampai serambut dibelah tujuh = sedikitpun tidak ada yang ketinggalan.
- Seperti pinang dibelah dua = wajahnya serupa benar.

38. BELAKANG
- Belakang layar = tidak diketahui oleh umum.

39. BELALANG
- Belalang telah menjadi elang = orang bodoh lagi hina telah menjadi orang besar lagi mulia
- Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya = tiap-tiap negeri tidak sama adat istiadatnya.

40. BELANDA
- Seperti Belanda kesiangan = berlagak seperti orang Belanda.

41. BELANG
- Harimau menunjukkan belangnya = orang yang memperlihatkan kekuasaannya.
- Ketahuan belangnya = ketahuan keburukannya.

42. BELANGA
- Karena nila setitik, rusak susu sebelanga = karena kesalahan yang kecil, maka hilanglah segala kebaikan yang telah kita perbuat.
- Memancing dalam belanga = mencari keuntungan di lingkungan sendiri.

43. BELI
- Mahal dibeli sukar dicari = sesuatu yang sukar didapat.
- Membeli tak memakai, memasak tak memakan = pekerjaan yang tidak memberikan hasil.

44. BELIUNG
- Bagai beliung dengan asahan = persahabatan yang sangat akrab.
- Bertemu beliung dengan ruyung = bertemu dengan lawan yang sama-sama kuat.

45. BELUKAR
- Belukar sudah menjadi rimba = kesalahan yang sudah tidak dapat diperbaiki lagi.

46. BELULANG

- Tinggal tulang belulang = sangat kurus.

47. BELUM
- Ingat sebelum kena, hemat sebelum habis = hendaknya kita bersikap hati-hati agar tidak terpedaya dan kehabisan harta.

48. BELUT
- Bak belut jatuh ke lumpur = hatinya sangat senang sekali.
- Belut kena ranjau = orang yang cerdik dan pandai dapat tertipu.
- Licin bagai belut = orang yang tak mudah tertipu orang lain karena cerdiknya.

49. BENALU
- Benalu masyarakat = orang yang menjadi beban masyarakat.

50. BENANG

- Menegakkan benang basah = pekerjaan yang sia-sia.
- Melanggar benang hitam = melanggar tradisi.
- Sehari sehelai benang, lama-lama jadi selembar kain = mengerjakan pekerjaan dengan penuh kesabaran dan tidak berputus asa, lama-lama akan berhasil juga.

51. BENDERA
- Naik juga benderanya = orang yang hidupnya menanjak lagi setelah jatuh dari usahanya.

52. BENGKAK

- Hutangnya membengkak = hutangnya bertambah menjadi besar.
 

53. BENIK
- Jika benih yang baik, jatuh ke laut menjadi pulau = orang yang bertabiat baik, kemana ia pergi selalu menunjukkan sikap yang baik pula.

54. BERANI
- Berani hilang tak hilang, berani mati tak mati = hendaknya dalam mengerjakan sesuatu jangan tanggung-tanggung atau takut-takut.
- Berani karena benar, takut menandakan salah = berani menunjukkan bahwa kita benar, dan takut menunjukkan bahwa kita bersalah.
- Berani menjual berani membeli = Berani pegang berani tanggung = jika berani memerintah, juga harus berani mengerjakan sendiri.

55. BERAS

- Ada beras taruh di padi = simpanlah rahasia itu baik-baik.

56. BERAT
- Berat bibir = tidak suka berbicara, pendiam.
- Berat hati = enggan melakukan sesuatu, tak sampai hati.
- Berat kaki = pemalas, malas bekerja.
- Berat sebelah = tidak adil.
- Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing = seia sekata, senasib dan sepenanggungan.

57. BERI
- Diberi sejengkal, mau sehasta = diberi sedikit, maunya banyak
- Memberi hati = memberi harapan, memanjakan

58. BESAR

- Besar hati = bangga, gembira, sombong.
- Besar hendak melanda, panjang hendak menindih = karena berkuasa tindakannya sewenang-wenang.
- Besar pasak daripada tiang = lebih besar pengeluaran daripada penghasilan.

59. BESI
- Memegang besi panas = mengerjakan sesuatu dengan perasaan takut dan khawatir.

60. BETINA

- Baik jadi ayam betina supaya selamat = supaya selamat, hendaknya kita tidak menunjukkan kesombongan.

61. BIANG
- Biang keladi = pimpinan suatu kejahatan.

62. BIAWAK

- Biawak buntung masuk kampung = orang yang sering melakukan kejahatan dikenali orang lain,
- Mendukung biawak hidup = orang yang sengaja mencari kesusahan dirinya.

63. BIBIR

- Bergetah bibirnya = bicaranya sangat menarik
- Bibirnya mulai merekah = badannya mulai sehat.
- Hanya di bibir saja = apa yang dikatakannya hanya lahirnya saja.

64. BICARA
- Banyak bicara, sedikit kerja = pada umumnya orang yang banyak bicara malas bekerja.

65. BIDUK
- Biduk satu nahkoda dua = jika dalam suatu pekerjaan terdapat dua orang pemimpin, hasilnya pasti kurang baik.
- Seperti biduk dikayuh hilir = laju benar jalannya.

66. BIJI
- Menanam biji diatas bukit = tidak ada gunanya menasehati orang yang tidak mau menurut.

67. BILANG

- Esa hilang dua terbilang = mengerjakan sesuatu tidak kepalang tanggung.

68. BINATANG
- Binatang tahan palu, manusia tahan kias = mengajar binatang dengan pukulan, sedangkan mengajar manusia cukup dengan sindiran ( kias).

69. BINI
- Hilang bini boleh dicari, hilang budi badan celaka = jika istri meninggal bisa diganti, tetapi kalau kehilangan akal akan mendatangkan celaka.

70. BUAH
- Buah bibir = menjadi pembicaraan orang.
- Buah hati = kekasih.
- Buah manis berulat di dalamnya = orang yang kata-katanya manis, biasanya berisi tipu daya.
- Ilmu yang tiada beramal, ibarat pohon yang tak berbuah = tidak ada gunanya kita berilmu banyak jika tidak diamalkan, oleh karena itu harus diamalkan agar bermanfaat

71. BUANG

- Buang muka = memalingkan muka.
- Membuang-buang air liur saja = tidak ada gunanya kita berbicara kepada seseorang yang tidak mau menerima pembicaraan kita.

72. BUAYA
- Adakah buaya menolak bangkai = setiap saat orang jahat akan berbuat kejahatan jika ada kesempatan.
- Buaya darat = penjahat (pencuri, pencopet, dsb).
- Lepas dari mulut buaya masuk ke mulut harimau = sama-sama besar bahayanya.

73. BUDI
- Budi bahasa = tabiat, tingkah laku, kesopanan.
- Yang elok budi, yang indah bahasa = tutur kata yang baik dapat meluluhkan hati seseorang.

74. BUIH

- Kalau pandai meniti buih, selamat badan ke seberang = jika kita mempunyai kemauan yang keras dan pantang menyerah, niscaya apa yang menjadi idaman kita pasti tercapai.

75. BUJANG
- Bujang lapuk = bujang yang tak laku laku.
- Seperti bujang dengan gadis = lahirnya malu, tetapi sebenarnya mau.

76. BUKA

- Buka jalan = merintis ( membuka ) jalan.
- Membuka kata = mulai berkata,
- Membuka telinga = mendengarkan baik-baik.

77. BUKIT
- Berdikit-dikit lama-lama jadi bukit = ilmu atau harta yang dikumpulkan sedikit demi sedikit, akhirnya menjadi banyak.
- Ke bukit sama mendaki, ke lurah sama menuruni = sama-sama menanggung suka dan dukanya.

78. BUKU
- Banyak pilih dapat buku karena banyak yang dipilih, akhirnya mendapat yang buruk
- Bertemu ruas dengan buku = sesuai benar, bertemu dengan jodohnya.

79. BULAN
- Bagai bulan dengan matahari = sama-sama cantiknya, mendapat jodoh yang sama-sama elok parasnya.
- Bagai bulan disaput awan = wajahnya muram karena diliputi kesedihan.
- Bagai bulan kesiangan = wajah gadis yang manis, tetapi kepucatan karena kurang tidur.
- Menjadi bulan-bulanan = menjadi sasaran.
- Seperti kejatuhan bulan = mendapat keuntungan yang bertumpuk-tumpuk.
- Seperti pungguk merindukan bulan = mengharapkan sesuatu yang tak mungkin didapat.

80. BULANG

- Terbulang ayam betina = perihal orang penakut dan berhati licik.

81. BULAT
- Bulat air oleh pembuluh, bulat kata oleh mufakat = pekerjaan yang mudah diselesaikan karena telah dirundingkan terlebih dahulu.

82. BULU
- Cabik-cabik bulu ayam, lama-lama bercantum pula = kaum keluarga jika timbul perselisihan tidak akan bercerai-berai, tak lama kemudian akan membaik lagi.
- Kepala sama berbulu, pendapat berlain-lainan = setiap orang berlainan pendapatnya.
- Tidak memandang bulu, tidak memandang rupa = bersikap adil dalam menyelesaikan perkara.

83. BULUH

- Bagai pohon buluh ditiup angin = perangainya lemah lembut, api kemauannya keras.
- Menebas buluh serumpun = merusak nama baik keluarganya sendiri.
- Suaranya bagai puluh perindu = suaranya merdu sekali.

84. BUMI

- Bagai bumi dengan langit = dua hal yang sangat jauh perbedaannya.
- Bumi mana yang tak kena hujan = setiap manusia pasti mempunyai kesalahan dan kekhilafan.
- Dibumi hanguskan = dihancurkan dengan cara melakukan pembakaran gedung-gedung tertentu.
- Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung = dimana kita bertempat tinggal, kita harus mematuhi peraturan yang berlaku di situ.

85. BUNDA
- Bukan salah bunda mengandung, salah oleh badan buruk pinta = perihal orang yang menyesali hidupnya karena selalu dirundung malang.

86. BUNGA
- Bunga kehidupan = kesenangan hidup.
- Bunga dipersunting, pangkalnya diberaki = hanya mau enaknya saja, maunya hanya memperistri anaknya saja tetapi benci dengan ibunya.
- Bunga dipetik, perdu ditendang = suaminya hanya kepada istrinya saja dan membenci mertuanya.
- Bunga lalu kumbang berlalu = jika sudah tidak diperlukan dibuang begitu saja.
- Bunga tidak hanya sekuntum = wanita tidak hanya seorang saja, akan tetapi banyak sekali
- Bunga yang harum itu ada juga durinya = sesuatu tidak ada yang sempurna.
- Ibarat bunga segar dipakai, sudah layu dibuang = jika masih sayang, kekasih itu dipuja-puja, tetapi jika sudah bosan dibuang begitu saja.

87. BUNGKUK
- Di mana kayu bungkuk, di situlah orang meniti = jika kita dalam keadaan tidak berdaya, kita menjadi sasarannya.
- Tak tahu di bungkuk tidur = Udang tak tahu akan bungkuknya = seseorang yang tidak tahu akan kekurangannya.

88. BUNGKUS
- Besar bungkus tak berisi = orang yang banyak cakapnya, biasanya bodoh.
- Membungkus tulang dengan daun talas = kurang hati-hati dalam menyimpan rahasia.
- Sepandai-pandai membungkus, yang busuk berbau juga = sepandai-pandai menyimpan perbuatan yang salah, akhirnya ketahuan juga.

89. BUNYI

- Setengah bagai bunyi enggang, setengah bagai bunyi kuau = pendapatorang bermacam-macam.
- Memburu waktu = berusaha supaya tidak terlambat.
- Terburu nafsu = terlalu bernafsu dan kurang dipertimbangkan

90. BURUK

- Buruk muka cermin dibelah = dia sendiri yang bersalah, tetapi dikatakan orang lain yang bersalah.
- Buruk perahu, buruk pangkalan = tidak lagi mau menginjak rumah bekas istrinya atau tempat kerja yang telah ditinggalkan

91. BURUNG

- Burung tergenggam terlepas = barang yang dimilikinya telah habis.
- Dengarkan cerita burung, anak dipangku dilepaskan = mengurusi persoalan orang lain, sedangkan urusannya sendiri terbengkalai.
- Harapkan burung terbang tinggi, punai di tangan dilepaskan = mengharapkan keuntungan yang belum pasti, sedangkan keuntungan kecil yang sudah pasti dilepaskan.
- Ibarat burung, mata lepas badan terkurung = seseorang dalam pengawasan, walaupun terpelihara dengan baik, tetapi selalu terikat (tidak bebas).
- Laksana burung dalam sangkar = seseorang yang terikat oleh sesuatu.
- Satu sangkar dua burung = seorang pria diperebutkan oleh dua orang wanita.

92. BUSUK
- Busuk hati = iri hati.
- Yang busuk lama-lama berbau juga = perbuatan jahat itu lama-lama akan ketahuan juga

93. BUTA

- Bagai si buta baru melek = seseorang menjadi sombong karena memperoleh kemuliaan atau kenaikan pangkat.
- Orang buta diberi suluh = memberi sesuatu kepada seseorang tiada gunanya karena ia tidak dapat memanfaatkan
- Seperti si buta kehilangan tongkat = orang yang menemui kebingungan atau kesukaran.

 

Baca Juga :

Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Huruf "A" 

Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Huruf "C"

Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Huruf "D"

 

Itu saja mengenai sharing 30 Kumpulan Peribahasa Indonesia ABJAD "B" Beserta Artinya , untuk peribahasa dengan abjad lain akan kita share di lain waktu. Untuk itu jangan lupa berlangganan, dan terus pantau kita

Saturday, December 4, 2021

30 Kumpulan Peribahasa Beserta Artinya ABJAD "A"

30 Kumpulan Peribahasa Beserta Artinya ABJAD "A"

Pada kesempatan kali ini kita akan share peribahasa indonesia diawali dengan huruf abjad "A" beserta dengan arti dan penjelasannya. Untuk mencari tinggal gunakan fitur search pada browser kalian semangat..

30 Kumpulan Peribahasa Beserta Artinya ABJAD "A"

KUMPULAN PERIBAHASA BESERTA ARTINYA

A

1. ABU

- Mengabui mata orang = menipu orang lain.
- Seperti abu di atas tanggul a tidak tetap kedudukannya
- Sudah jadi abu arang = telah rusak sama sekali.


2. ADA

- Ada udang di balik batu = mempunyai maksud tertentu yang tersembunyi,
- Asal ada kecil pun pada = jika tidak mendapat rejeki yang besar, rezeki yang kecil pun mencukupi


3. ADAT

- Adat muda menanggung rindu, adat tua menahan ragam = hendaknya anak muda bersikap sabar dalam merindukan sesuatu, demikian juga bagi orang tua harus sabar dalam menemui kesulitan.
- Adat sepanjang jalan, cupak sepanjang betung = hendaknya dalam melakukan sesuatu menurut kebiasaan yang berlaku di daerah itu.
 

4. ADU

- Adu lidah = saling berbantah.
- Adu untung = mencoba-coba untung (nasib).
 

5. AIR

- Ada air ada ikan = di mana kita bertempat tinggal (menetap) di situ pasti ada rejeki.
- Air beriak tanda tak dalam = pada umumnya orang yang banyak bicara, biasanya bodoh.
- Air susu dibalas air tuba = kebaikan dibalas keburukan.
- Air tenang menghanyutkan = orang pendiam jangan disangka bodoh, akan tetapi banyak pengetahuannya.
 

6. AKAL

- Akal tak sekali datang, runding tak sekali tiba = tak ada sesuatu usaha yang sekali terus jadi dan sempurna jadi harus diusahakan sedikit demi sedikit
- Lubuk akal, tepian ilmu = orang pandai tempat bertanya dalam segala hal ikhwal.
 

7. AKAR

- Hidup bagaikan akar benalu = orang yang hidupnya menggantungkan pada orang lain,
- Telah berurat akar = sudah mencandu dan sukar dihilangkan.
 

8. ALAH

- Alah bisa karena biasa = bagaimanapun sukarnya suatu pekerjaan jika dikerjakan dengan sungguh-sungguh pasti terselesaikan.
 

9. ALU

- Bagai guna-guna alu, sesudah menumbuk dicampakkan = seseorang yang dihargai waktu berguna saja, tetapi setelah tidak berguna dibuang begitu saja,
 

10. AMBANG

- Ambang batas = sudah hampir datang saatnya.
- Di ambang pintu = tingkatan batas yang masih bisa diterima.
 

11. AMBIL

- Mengambil alih = menggantikan pimpinan.
- Mengambil hati = membuat senang hati orang lain.
- Mengambil resiko = siap menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi.
- Mengambil tindakan = mulai bertindak.
 

12. ANAK

- Anak dipangku dilepaskan, beruk di rimba disusukan = orang yang suka mengurusi perkara orang lain, sedangkan urusannya sendiri diabaikan.
- Anak didik = murid.
- Anak emas = anak kesayangan.
- Anak sungai = sungai kecil (cabang sungai besar).
- Belum beranak sudah ditimang = menganggap dirinya.sudah menguasai sesuatu, padahal persyaratannya belum mencukupi.
 

13. ANGAN-ANGAN

- Angan-angan menerawang langit = mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin dapat dicapai.
 

14. ANGGUK

- Angguk bukan, geleng ya = lain di mulut lain di hati.
 

15. ANGIN

- Angin berkisar = hatinya berpaling pada sesuatu.
- Angin berputar, ombak bersambung = perkara yang sukar diselesaikan.
- Kabar angin = kabar yang belum pasti,
- Kalau tiada angin, tak akan pohon bergoyang = segala sesuatu pasti ada sebabnya,
 

16. ANGKAT

- Angkat bicara = mulai berbicara (berpidato)
- Angkat kaki = pergi (meninggalkan tempat)
 

17. ANJING

- Anjing ditepuk menjungkit ekor = pada umumnya orang yang tidak berbudi jika dihormati berlagak sombong,
- Anjing galak, babi berani = sama-sama berani,
- Anjing menggonggong, kafilah berlalu = betapapun pedas kecaman seseorang, ia tidak peduli dan tetap berprinsip pada kemauannya.
- Anjing menyalak tidak menggigit = pada umumnya orang yang bermulut besar adalah penakut.
 

18. ANTAR

- Datang tidak berjemput, pulang tidak berhantar = diabaikan saja datang dan perginya seseorang karena dianggap orang tidak penting.
 

19. API

- Api dalam sekam = perbuatan jahat yang tidak tampak.
- Api padam puntung berasap = perkara yang sudah selesai, kemudian timbul lagi.
- Jauh panggang dari api = jawaban yang m@lenceng dari pertanyaannya. Semangatnya berapi-api = keinginannya meluap-luap.
 

20. ARAH

- Arah bertukar jalan = sama maksudnya, tetapi berlainan cara mencapainya.
 

21. ARANG

- Arang tercoreng di muka = mendapat malu besar.
- Sudah patah arang = tak dapat didamaikan ';'agi. ARIF
- Kurang arif badan celaka, terlampau arif badan binasa = hendaknya kita berbuat kebijakan yang memadai dan jangan berlebihan.
 

22. ASAH

- Punggung parang jika diasah terus-menerus akan tipis jua = sebodoh bodoh seseorang, jika rajin mengejarnya pasti akan pandai.
 

23. ASAL

- Usui menunjukkan asal = tabiat seseorang menunjukkan asal . keturunannya.
 

24. ASAM

- Asam di darat, ikan di taut, bertemu dalam belanga =jika kita sudah jodoh, dimana pun kita akan bertemu juga,
- Tahu asam garam = sudah tahu seluk beluknyanya
 

25. ASAP

- Menggantung asap, mengukir langit = mengharapkan sesuatu yang tak
mungkin didapat.
- Tungkunya tidak berasap = perihal orarg yang miskin yang tidak dapat menanak nasi,
 

26. ASIN

- Telah merasai asinnya garam = orang yang banyak pengalamannya,
 

27. ATAS

- Jangan melihat ke atas, lihatlah ke bawah = jangan membandingkan orang yang tinggi derajatnya dengan kedudukan kita yang rendah.
 

28. AWAK

- Awak rendah sangkutan tinggi pengeluarannya lebih besar daripada penghasilannya.
- Awak sakit daging menimbun = orang yang menyatakan dirinya selalu berkurang, padahal banyak hartanya.
 

29. AWAL

- Awal dikenal, akhir tidak = tidak menimbang baik buruknya budi seseorang.- Tidak mengingat awal dan akhir = tidak menghiraukan hari depan.
 

30. AYAM

- Ayam bertelur di atas padi mati kelaparan = orang yang penghasilannya tinggi, tetapi dirinya masih kekurangan saja.

 

Baca Juga : 

Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Huruf "B"

Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Huruf "C" 

Peribahasa Indonesia Beserta Artinya Huruf "D"

 

Itu saja mengenai sharing 30 Kumpulan Peribahasa ABJAD "A" Beserta Artinya , untuk peribahasa dengan abjad lain akan kita share di lain waktu. Untuk itu jangan lupa berlangganan, dan terus pantau kita 

thanks semua.

Thursday, December 2, 2021

19 Kumpulan Puisi Karya Para Penyair Terkenal

19 Kumpulan Puisi Karya Para Penyair Terkenal

Pada kesempatan kali ini kita akan membagikan puisi puisi karya dari para penyair terkenal di Indonesia. Puisi merupakan karya sastra yang memiliki isi berupa tanggapan ataupun pemikiran, cerita, sampai kritik atau sindiran yang dikemukakan oleh penyair yang dituangkan dalam bentuk tulisan.

Kumpulan Puisi Karya Para Penyair Terkenal

Para penyair terkenal seperti Chairil Anwar, Widji Thukul, Taufiq Ismail memiliki ciri khas masing masing dalam menuangkan pemikirannya dalam sebuah puisi. Seperti Chairil Anwar dengan puisi tentang prinsip kehidupan, Widji Thukul menyuarakan tentang kemanusiaan, dan Taufiq Ismail bercerita dalam puisi mengenai kejadian negeri beserta sikap yang beliau cerminkan lewat bait bait puisi.

19 Kumpulan Puisi Karya Para Penyair Terkenal

1. Puisi Karya Chairil Anwar - Yang Terampas dan Yang Putus

YANG TERAMPAS DAN YANG PUTUS 

 

Kelam dan angin lalu mempesiang diriku,
menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,
malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu


Di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dingin
 

Aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang
dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu;
tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang


Tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku
 

(Chairil Anwar)


2.Puisi Karya Totok Sudarto Bahtiar - Pahlawan Tak Dikenal

PAHLAWAN TAK DIKENAL

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang
 
Dia tidak ingat bilamana dia datang
kedua tangannya memeluk senapan
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang

Wajah sunyi setengah tengadah
menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara menderu nta
Dia masih sangat muda Y
 
Hari ini 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya 0J01 10
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang tampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak
dikenalnya

Sepuluh tahun yang lalu dia berbaring
tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, aku sangat muda

( Toto Sudarto Bahtiar)
Dari : BI SPK SA, 1995


3. Puisi Karya A.M. Thahir - Buruh

BURUH

 

Dudukaku hadapi meja
Tulis buku banyak ragam
Kopi masuk gula keluar
Kapok dibeli koprah dijual.


Semenjak pagi sudah begitu
Sampai petang baru berhenti.
Lelah penat tidak terasa
Demikian asyik menulis harta.
 

Bukan harta punya sendiri
Hanya harta punya majikan
Harta sendiri hanya tenaga
Tenaga badan dari pikiran.
 

Kapan pulang terasa penat
Isteri di rumahpun dapat kerja   
 

Habis bulan terima gaji
Debet kredit dihitung ulang 

Sekali ini harta sendiri
Membuat pusing kepala pening
 

Masuk kiri ke luar kanan
Setimbang tidak mana berat
Berat di kiri ada simpanan
Berat di kanan keluh kesah.
 

Bulan masuk tahun pergi
Nasib buruh tidak berubah
Siang-slang tangan penuh
Pulang balik tangan kosong.
Isteri di rumah setia terus
Senang susah sama dipikul.
 

(A.M.Dg. MijalaAliasA.M. Thahir)
Dari: Pujangga Baru


4. Puisi Karya A.M Thahir - Bimbang

BIMBANG

Sabar! Sabar! Sabari!
inilah seruan yang acap kudengar;
Heran daku benar-benar,
Adakah (ku belum cukup bersabar?

Sadar! Sadar! Sadar !
inilah seruan yang acap kudengar;
1-Wran daku benar-benai-,
Adakah 'ku belum cukup tersadar?

Semakin aku bersabar.
Semakin aku terlantar.
Semakin aku tersadar.
Semakin aku kesasar

(A.M.Dg. Mijala Alias A.M. Thahir)
Dari: Panji Pustaka


5. Puisi Karya Muhammad Yamin - Gita Gembala

GITA GEMBALA

Lemah-gemalai lembut derana
Bertiuplah angin sepantun ribut
Menuju gunung arah ke sana
Membawa awan bercmpur kabut.

Dahan bergoyang sambut-menyambut
Menjatuhkan embun jernih berwarna
MenimPa bumi, beruap dan lembut
Sebagai benda tiada-berguna.

Jauh di sana diliputi awan
Terdengar olehku, bunyi nan rawan,
Seperti pennata di dada perawan

Alangkah berahi, rasanya jantung
Mendengarkan bunyi suara kelintung
Melagukan gembala membawa untung?

Berapakan senang, hati si buyung
Jika beribu mamak berbapa
Tiada menanggung berbagai rupa
Memudikkan biduk tidak berdayung.

Berapakan senang jikalau berbapa
Berjalan di panas dikembangkan payung
Sebagai enau berteraskan ruyung
Tiada menanggung biaya nestapa.

Ayuhai bunda, ibuku kandung
Belahan jiwa sepantun tudung
Di waktu panas, dimana berlindung?

Apakan jadi gerangan untung
Akar sehelai tempat bergantung
Putus di tengah, di pangkalpun.

Sekiranya hidup ayah dan bunda,
Biar sekarang berbalik pulang
Kubawa badanku sebagai tanda
Anaknya hidup, sibirari’tulang.

Jika bermamak sekiranya ada
Untuk pendukung tempat berjalan
Meskipun papa, tiada terbenda
Hina mulia man kujalang.

Apakan nasib pinang sebatang
Me'nentang langit bertabirkan bintang
Tenggelamnya pagi, timbulnya petang.

Apakan nasib badan seorang
Melalui lembah beberapa jurang
Nasi sesuap dapatnya jarang.

Rasakan kena kepala hati
Pedihnya sampai ke tulang-belulang
Karena nan bergading sudahlah mati
Meninggal dunia berbalik pulang.

Sernenjak kecil musim berbilang,
Lepaskan slang, malam dinanti
Tempat bersandar sudahlah hilang
Patah di tengah hararn berganti.

Sejakkah pagi di panas berjemur ,
Membawakan badan, kaki berlumur
Melalu padang, sertakan lumpur.
Besarlah hatiku, di alam makmur
apabila matahari, naik di timur
Karena sehari, bertambah umUr

(Mohammad Yamin)
Dari: Jong Sumatra


6. Puisi Karya Muhammad Yamin - Gubahan

GUBAHAN

Beta bertanam bunga cempaka
Di tengah halaman, tanah pusakal
Supaya selamanya, segenap ketika
Harum berbaul semerbak belaka.
 
Beta berahi bersuka raya
Sekiranya bunga puspa mulia
Dipetik handaiku, muda usia
Dijadikan karangan, nan permai kaya.

Semenjak kuntuman, kecil semula
Beta berniat membuat pahala
Menjadikan perhiasan atas kepala

0, cempaka, wangi baunya
Mari kupetik seberapa adanya
Biar kugubah, waktu lagi muda.

(Mohammad Yamin)

Dari: Jong Sumatra


7. Puisi Karya AOH Karta Hadimadja - Gubukku

GUBUKKU

Baru pulang kupesiar,
Pergi ke konterak di lereng gunung
Indah nian jalan-jalannya,
Berbelit-belit dihimpit damar,
Permai pula tasik dan tamannya.
Bak istana tegak beberapa gedung.

Dengan ramah tamah
Ku terima tuan rumah,
Dipersediakan daku
Sebagai seorang tamu,
Dicari jalan, difikirkan cara,
Supaya menimbulkan selera.

Wahai, apatah aku sombong,
Bila kukata jiwaku beriang,
Demi aku pulang, gubukku nampak,
Memasuki pula serasa disongsong,
Duduk di lantai beratap lalang,
Melepas sukma menghorak berjombak?

Betapa tak bersuka,
Oi sinilah aku mulai menggubah,
Bahagia terbuka,
Karena hati dapat tercurah!

Tg. Sari, akhir September 1941.
(AOH Karta Hadimadja)
Dari: Pujangga Baru


8. Puisi Karya AOH Karta Hadimadja - Ke Desa .....!

KE DESA.....!

 

'Rang kota!
Pernalikali tuan pergi ke desa,
Menghirup bumi,
Baru dicangkul menyegar rasa?

Pernahkah tuan duduk di tengah ladang,
Dengan peladang bersenda-gurau,
Menunggu jagung di dalam unggun,
Sebelum pacul kelak mengayun?

Pernahkah tuan tegak di tepi sawah,
Padi beriak menyibak sukma,
Pipit bercicit,
Riang haram bersusah?

Pernahkah tuan lihat air berdesau,
Di celah batu membuih putih,
Julung beriring berbondong-bondong,    _
Hati terpaut ingin turut berenang-renang?

Pernahkah tuan pergi ke kampung,
Melihat perawan menumbuk padi,
Gelak tertawa disertai suara lesung,
Mengenyah duka dalam hati?
Pernahkah tuan, pernahkah,

Ah, setahu apa beta menggubah,
Bila tuan ingin mencari penawar rengsa,
Pergilah tuan, pergi ke desa!


Tg. Sari, akhir September 1941.
(AOH Karta Hadimadja)
Dari: Pujangga Baru

 

9. Puisi Karya AOH Karta Hadimadja - Herankah

HERANKAH

Herankah engkau adik, sudah kutahu pohonku takkan berbuah,
juga aku menari-nari menyanyi riang?

Ah, mengapa tidak!

Pohon, burung, sungai, semua menyanyi, mengapa
aku takkan turut pula?
Nikmat berdesir pohon dalam kemarau panas-terik.

Riang menyanyi buntng di dahan patah.
Bersih menderu air terjun dijurang dalam,

Mengapa aku takkan menyanyi sekalipun di musim kemarau setahun lama, di atas dahan yang retak kering,
di tepi jurang gelap gulita?

(AOH Karta Hadimadja)
Dari: Pembangunan ,

 

10. Puisi Karya AOH Karta Hadimadja - Kehilangan Mestika 

KEHILANGAN MESTIKA

Sepoi berhembus angin menyejuk diri, Kelana termenung
Merenung air,
Lincah bermain ditimpa sinar

Hanya sebuah bintang Kelip kemilau,
Tercapak di langit.
Tidak berteman.
Hatiku.Hatiku,


Belumkah juga sejuk dibuai bayu,
Girang beriak mencontoh air,
Atau laksana bintang biarpun sunyi,
Tetap bersinar, berbinar-binar,
Petunjuk nelayan di semodera lautan?


(AOH Karta Hadimadja)
Dari: Panes flaya


11. Puisi Karya A. Hasmij - Mencapai Maksud

MENCAPAI MAKSUD

 

Dengarlah pesanku o, bayu,
Bawalah dia terbang tinggi,
Bisikkanlah pada angkatan baru,

Yang sedang menuju bahagia negeri.
Katakanlah pada mereka: "Hati-hati menyeberang laut
Menempuh samudra mayapada
Mengejar cita, mencapai maksud!"

Dengarlah madahku, serasah,
Sampaikanlah pada para pemuda
Yang sedang berjalan, mengayuh Iangkah,
Meniti buih jeladeri masa: "

"Awas biduk dipukul ombak ,
Jaga layar daikirai bidai,
Majulah ke muka dengan serentak,
Pukul gendang, tiupkan semnai!"

Dengarlah wasiatku o, gelombang,
Tolong sebentar mengirimkannya
Kepada anak muda sekarang
Yang tengah memungut bunga mulia.

Puisi Janganlah himmah patah di tengah,
Berbalik surut setengah jalan,
Mencapai maksud memang sudah,
Mengejar bahagia meminta korban

(A. Hasmij)
Dari: Pedoman Masyarakat

 

12. Puisi Karya A. Hasmij - Sawah

SAWAH

Sawah tersusun di lereng gunung,
Berpagar dengan bukit barisan,
Sayup-sayup ujung ke ujung,
Padi mudanya hijau berdandan.

Di dangau perawan duduk menyulam,
Matanya memandang padi huma,
Sekali-sekali ia bemalam
Dipetik dari hati mudanya.

Kalau turun pipit berkawan,
Merayap hinggap di mayang padi,
Terdengar teriak suara perawan,
Menyuruh pipit menjauhkan diri.

Kalau pipit sudah terbang,
Melayang hilang pulang ke rimba,
Perawan bernyanyi menembang tembang,
Menyesali pipit tak tahu iba:
"Mengapa engkau ayuhai
Tak tahu di arti iba kasihan,
Badanku payah menanggung sakit,
Mencucur keringat sepanjang
Padi kupupuk sejak semula,
Engkau tahu memakan saja?"

(A. Hasmij)
Dari: Kisah Seorang Pengembara


13. Puisi Karya A. Hasmij - Bangunlah, O Pemuda

BANGUNLAH, O PEMUDA

 

Gempita suara atas angkasa,
Wahyu kebangunan Tanah tercinta,
Bangunlah pemuda, saudaraku sayang,
Dengarlah nyanyian girang-gemirang,
Marilah saudara berbimbingan tangan,,
Mengayun langkah pulang ke taman.

Bersinar cahaya di ufuk timur,
Tanda bangsaku bangun tidur,
Insaflah saudara, pemuda bangsaku,
Mari berbakti kepada Ibu,
Gunakan ketika selagi ada,
Berbuatlah jasa semasa muda.

Ombak berdesir lagunya merdu,
Ditingkah kasidah alunan bayu,
Bangkitlah pemuda, saudaraku sebangsa,
Dengarlah panggilan Tanah tercinta,
Jangan lagi duduk bermenung,
Marilah kita menyadari untung.


(A. Hasmij )
Dari: Dewan Sajak


14. Puisi Karya M.R Dajoh - Perempuan Menumbuk Padi

PEREMPUAN MENUMBUK PADI

 

Blek-blok, blek blok
Berjam-jam menumbuk padi,
la menyanyi sedikit-sedikit,
Supaya kuat menumbuk padi,
Supaya lupa tulang sakit,
Disakiti alu berat!

Blek blok, blek - blok!
Tiap hari menumbuk padi,
Alu berat melompat-lompat.
Sangat lelah menumbuk padi,
Menjadi beras amat lambat,
Alu terlalu, amat berat.

Blek - blok, blek - blok!
Tak berhenti menumbuk padi!
Anak masih minum susu,
Bungsu lahir tak lama lagi!
Hati hampir hancur luluh!
Kesusahan sangat berat!

Blek blok, blek blok!
Kekuatan menumbuk padi,
Kekuatan berkurang-kurang
Kesusahan menumbuk hati,
Kesusahan menggarang-garang
Aduhai!
Kemiskinan terlalu berat.


(M.R. Dajoh)

 

15. Puisi Karya M.R Dajoh - Pekerjaan Anak

PEKERJAAN ANAK

 

Pikulan berat, beban berat,
Menekan bahu, bahu lemah!
Kaki sakit, badan penat!
"Dimana pasar? Masih jauhkah?"

Lekas! Lekas! Jalan lekas!
Dengar, pukulan berderik!
la berjalan amat tangkas,
Jalan dibakar panas-terik.

Panas-terik membakar punggung,
Punggung panas tak berbaju!
Anak kecil telah menanggung,
Kehidupan di atas banu.

Jalan panjang, jalan buruk,
Sampai di pasar Ciledang,
Panas-terik terus menusuk,
Bahu, kaki, kepala dan tangan.
"Saya berhenti dahulu!
"Bahu sakit ditekan beban!
"Nanti dahulu bapak! Tunggu!
"Saya besar! Beban ringan!

"Saya suka menolong bapak!
"Saya pikul beban berat
"Lihat tangan saya, bapak!
"Kaki, tangan bertambah kuat!

"Seperti besi kekuatan saya!
"Saya kuat, ya, bapak?"
Anak memikul dengan payah,
Beban berat berderak-derak.
Jalan panas berbengkok-bengkok,
Memikul beban terengah-engah,

Anak kecil membungkuk-bungkuk,
Bekerja seperti orang tua!

(M.R. Dajoh)
Dari: Syair Untuk A. S. I. B.

 

16. Puisi Karya Soeman HS.- Berjuang

BERJUANG

 

Kalau tidak berada-ada,
Dimana tempua bersarang rendah.
"Hem, maju, maju kata nafsu.
"Pergunakan umur muda!
Tidak sekarang bilakah lagi?
Ketika baik jangan dibuang!
Jangan banyak berpikir-pikir!
Alamat sudah tampak

Kalau tidak berada-ada,
Dimana tempua bersarang rendah."

Jinak-jinak merpati,
Manis jangan lekas di telan

(Soeman Hs.)
Dari: Panji Pustaka

 

17. Puisi Karya Soeman Hs. - Suara Nyawaku

SUARA NYAWAKU

 

Di musim balk saat yang laik.
Aku terlupa - senantiasa alpa.
Tidak terkenang - di dalam senang:
Menyediakan payung -tempat benaung.
Rasakan panas - tidakkan lemas

Tidak kuingat - bisik semangat.
Di musim susah dunia resah.
Tergerak hati - hendak berbakti.

Inginkan tudung - tempat berlindung.
Tetapi apa hendak dikata.
Pintu sudah terkatup belaka.
Walakin sukma menangis mengaduh.
Aku tak mungkin dapat berteduh.
Hatipun kesal senantiasa menyesal.

(Soeman Hs.)
Dari: Panji Pustaka


18. Puisi Karya J.E Tetangkeng Dipantai, Waktu Terang

DIPANTAI, WAKTU TERANG

 

Mercak-mercik ombak kecil memecah,
Gerlap-gerlip sri syamsu mengerting,
Tenang-menyenang terang cuaca,
Biru kemerahan pegunungan keliling.

Berkawan-kawan perahu nelayan,
Tinggalkan teluk masuk harungan,
Merawan-rawan lagunya nelayan,

Bayangkan cinta kenang-kenangan:
Syamsu menghintai dibalik gunung,
Bulan naik tersenyum simpul.
Hati pengarang ranung termenung,
Memuji rasa - sajak terkumpul.
Makin alam lengarig dan sunyi,
Makin merindu Sukma menyanyi.

(WE Tatengkeng )
Dari: Rindu Dendam.


19. Puisi Karya Intojo - Nasib

NASIB

 

Bagai biola yang salah larasnya,
Mengharu harmoni didalam orkes:
Lagu hidupku ini tak beres,
Lakuku kurang lurus dan cerkasnya.

Karena didikan agak keliru:
Hidupku terdasar "perseorangan",
Sekarang zaman “perkltaan"
Sesat dan sasar mengancam nasibku.

Lamalah sudah aku berperang,
Melawan musuh di dalam diri
Kubujuk halus, keras kuhantam:
Amat sedikit kudapat menang.
Kebiasaan yang telah mendalam.
Susah ditukar, sukar disiangi.

(Intojo)
Dari: Pujangga Baru

 

Demikian 19 Kumpulan Puisi Karya Para Penyair Terkenal, Chairil Tanjung, Itojo, A. Hasmij, dll. Semoga membantu para penyair baru belajar menjadi sastrawan yang berkualitas. Terimakasih.

Tuesday, October 29, 2019

Makalah Analisis Novel Ayat-Ayat Cinta

Makalah Analisis Novel Ayat-Ayat Cinta

Selamat datang di omahjenius.com. Situs berbagi berbagai ilmu ilmu yang berguna. Kali ini kita akan memberikan sedikit pembelajaran mengenai bahasa Indonesia, mengenai menganalisa unsur unsur dalam sebuah novel. Disini kami bentuk sebagai makalah mengenai analisis novel ayat ayat cinta. Semoga membantu belajar kalian. Selamat belajar.
Makalah Analisis Novel Ayat-Ayat Cinta

A. Pengantar Novel Ayat-Ayat Cinta

Ayat-Ayat Cinta adalah sebuah novel pop bergenre roman religi karya Habiburrahman El Shirazy. Novel ini pertama kali terbit tahun 2003 dan menjadi best seller di Indonesia, dan kemudian difilmkan pada tahun 2008. Habiburrahman El Shirazy adalah seorang novelis Indonesia yang lahir pada 30 September 1976. Karya-karyanya banyak digemari oleh banyak kalangan, yang kebanyakan adalah novel bertema religi. Di antara karya-karyanya yang lain yang telah beredar di pasaran adalah Di Atas Sajadah Cinta, Ketika Cinta Berbuah Surga (2005), Pudarnya Pesona Cleopatra (2005), Ketika Cinta Bertasbih (2007),  Dalam Mihrab Cinta (2007), Bumi Cinta (2010) dan The Romance. Kini sedang merampungkan Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari Bermata Bening, dan Bulan Madu di Yerussalem.

Namun disini hanya akan dibahas tentang salah satu novelnya saja yang berjudul Ayat-Ayat Cinta. Disini penulis berpikir mengapa novel ini perlu dianalisis, karena ini merupakan novel islami pertama yang bisa mencuri perhatian banyak pembaca roman di Indonesia. Novel bertema religi yang sangat bagus ditulis oleh pengarangnya, sehingga banyak penggemarnya, dan setelah sukses dengan novelnya, novel ini diangkat ke layar lebar dan seperti novelnya, filmnya pun juga menuai sukses. Banyak komentar positif mengenai novel dan juga filmnya. Dan novel ini juga novel pertama Habiburrahman El Shirazy, sebagai pembuka jalan kesuksesan bagi novel selanjutnya.
Yang akan dibahas dalam makalah ini adalah unsur struktural novel dan ciri-ciri sastra populer yang terdapat pada novel ini.

Strukturalisme adalah sebuah paham, sebuah keyakinan, bahwa segala sesuatu yang ada dalam dunia ini mempunyai struktur, bekerja secara struktural. Terence Hawkes (1997) mendefinisikan sebagai, pada dasarnya, sebuah cara berpikir tentang dunia yang terutama mengikatkan diri pada persepsi dan deskripsi mengenai struktur itu. (Faruk:2012)

Pendekatan strukturalisme murni biasa disebut juga dengan pendekatan objektif yakni pendekatan penelitian sastra yang mendasarkan pada karya sastra tersebut. Konsep Teori strukturalisme murni yang paling pokok ditujukan ialah peranan unsur-unsur dalam membentuk totalitas, kaitannya secara fungsional diantara unsur-unsur tersebut, sehingga totalitas tidak dengan sendirinya sama dengan jumlah unsur -unsurnya.

Kemudian budaya populer (dikenal juga sebagai budaya pop) adalah totalitas ide, perspektif, perilaku, meme, citra, dan fenomena lainnya yang dipilih oleh konsensus informal di dalam arus utama sebuah budaya, khususnya oleh budaya Barat di awal hingga pertengahan abad ke-20 dan arus utama global yang muncul pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21. Dengan pengaruh besar dari media massa, kumpulan ide ini menembus kehidupan sehari-hari masyarakat. (Wikipedia)

Pembahasan

Analisis Struktural Novel Ayat-Ayat Cinta

Analisis struktural adalah analisis unsur intrinsik karya sastra kemudian bagaimana hubungan antar unsur yang membangun.

Tema Novel Ayat-Ayat Cinta

Tema yang diangkat dalam novel ini adalah kesetiaan seorang isteri. Ini adalah novel pop religius yang mengangkat tema cinta, tidak hanya kecintaan kepada Allah namun juga kecintaan kepada sesama manusia. Secara keseluruhan novel ini bercerita tentang kesetiaan seorang isteri kepada suami yang sangat dicintainya.

    “Fahri, menikahlah dengan Maria. Aku ikhlas.” (AAC: 376)

Kemudian tema lain yang diusung adalah tentang kebenaran dalam Islam, dalam cerita tokoh Maria atau istri kedua Fahri merupakan pemeluk Kristen yang taat, namun setelah bangun dari komanya, ia memeluk Islam

Bibirnya tersenyum lebih indah dari biasanya. Lalu dengan suara lirih yang keluar dari relung jiwa ia berkata, Asyhadu an laa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa rasuluh! (AAC:402).

Tema selanjutnya adalah keadilan, dalam cerita tokoh Fahri sempat digugat oleh seorang perempuan bernama Naura.

Kata-kata polisi itu membuatku kaget bukan main. Noura hamil dan aku yang dituduh memperkosanya. Sungguh celaka! (AAC:308)

Tokoh dan Penokohan Novel Ayat-Ayat Cinta

Fahri
Tokoh Fahri merupakan tokoh utama dalam novel ini. Dia digambarkan sebagai pemuda yang cerdas, taat beribadah dan itu didukung oleh kemampuan dia menghafal Al Quran, dia juga kuliah di Universitas Al Azhar, Mesir, Fahri merupakan pribadi yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keimanan dalam agama Islam. Nilai-nilai keimanan itulah yang dia dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari.

Karena kepribadiannya itulah dia banyak disukai oleh beberapa wanita. Fahri juga sangat jujur, dan tidak menyerah untuk mendapat keadilan, buktinya ketika dia difitnah oleh tokoh Noura, ia tetap berusaha untuk mendapat keadilan.

Dia tidak menilai orang hanya dengan satu sisinya, buktinya dia tetap berteman baik dengan Maria walaupun berbeda agama denganya. Dia sangat senang bisa tinggal dengan keluarga Maria yang sangat baik hati.

Nilai-nilai agama juga sangat dijunjung Fahri, ketika ia dijodohkan dengan seorang wanita yang belum ia kenal, ia kemudian shalat istiharah dan memantapkan hatinya.

Sebagai seorang laki-laki, ia juga sangat menjaga perasaan perempuan, ia bisa mengerti mengapa Noura bisa sanggup memfitnahnya, juga ketika tahu bahwa Nurul juga sangat mencintainya, hal itu malah membuat hatinya sakit ketika menolaknya, karena Fahri dulu sempat merasakan hal yang aneh ketika mendengar nama Nurul.

Fahri juga seorang yang pemaaf, dia mampu memaafkan Noura walaupun dia telah difintah dan sempat dipenjara karena tuduhan itu.

Aisha
Dalam novel tokoh Aisha digambarkan perempuan yang sholeha, baik hati, cantik mempunyai mata yang sangat indah, dan tentunya taat dengan agama. Sholeha karena dia juga menjunjung nilai-nilai agama Islam sama seperti Fahri. Baik hati dan penolong ia tunjukkan saat berada disebuah metro, ia mempersilahkan seorang wanita tua yang tidak kebagian tempat untuk duduk di tempatnya, walaupun saat itu banyak orang yang mengabaikannya karena wanita tua itu berasal dari Amerika.

Dia juga seorang wanita yang cantik, digambarkan memakai cadar, dan matanya yang sangat indah, waktu itu membuat Fahri terpesona oleh matanya. Dia berasal dari keluarga yang taat dengan agamanya, jadi tidak heran kalau dia sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama Islam.

Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai Islam, dia juga merelakan Fahri untuk menikah dengan perempuan lain yaitu Maria yang waktu itu sedang koma, dan saat itu mereka juga membutuhkan pengakuan Maria atas fitnah yang ditujukan kepada Fahri.

Maria
Maria digambarkan sebagai wanita yang periang, ingin tahu, baik, dan dia mencintai Fahri. Dengan mudah Maria menjadi akrab dengan Fahri, karena keluarganya menerima Fahri tinggal satu rumah dengan mereka, walaupun keluarga Maria adalah pemeluk Kristen yang taat, namun dia tidak memandang agama Fahri dan berteman dengannya.

Sebenarnya karena kebaikan Fahri, Maria diam-diam jatuh cinta dengannya, namun dia tidak mengungkapkannya. Maria adalah perempuan yang baik, mau menolong Fahri membantu Alicia belajar tentang Islam, waktu itu dia menerjemahkan buku ke dalam bahasa Inggris untuk Alicia.
Dibanding dengan Fahri, Maria lebih supel dan periang, dia banyak bercerita beberapa hal dengan Fahri. Dia juga sangat menghormati agama yang dianut oleh Fahri.

Noura
Noura sebenarnya adalah perempuan yang baik, taat agama, dan cantik. Namun dia dibesarkan oleh keluarga yang keras. Dia banyak disiksa oleh ayah tirinya karena dia berbeda dengan saudara-saudaranya, dibandingkan dengan saudaranya, Noura berkulit putih dan berambut pirang.
Dia juga terpesona oleh kebaikan Fahri yang mau menolongnya, namun karena rasa sukanya itu dia memfitnah Fahri dengan tuduhan menghamilinya, padahal yang melalukannya adalah ayak tirinya tersebut. Namun dia akhirnya menyesali perbuatannya.

Dia adalah perempuan yang tidak bisa menerima kenyataan, walaupun sudah ditolak oleh Fahri, namun dia malah memfitnah fahri dengan tuduhannya, dia sangat kesal karena Fahri telah menikah dengan Aisha.

Bahadur
Orang yang sangat kejam, ia bersikap kasar kepada siapa saja bahkan dengan istrinya madame Syaima dan putri bungsunya Noura. Sering mengucapkan kata-kata yang jelek, keras kepala, dia bahkan berniat untuk menjual anaknya sendiri dan menyuruhnya menjadi pelacur.

Alur Novel Ayat-Ayat Cinta

Perkenalan :
Fahri mulai menuntut ilmu di Universitas Al-Azhar dan tinggal di flat bersama rekan mahasiswa dari Indonesia, kemudian kenal dengan tetangga dekatnya yaitu Maria sekeluarga. Serta menjalankan perkuliahan sebagaimana mestinya dan mengenal orang-orang Mesir.

Munculnya masalah :
Dimulai pada saat malam hari Fahri melihat Noura disiksa oleh ayahnya, kemudian dia meminta bantuan Maria, walaupun merasa takut namun Maria tetap menolong Noura. Kemudian Noura di titipkan di rumah Nurul. Kemudian masalah muncul ketika Fahri Pulang dari Alexandria setelah berbulan madu, dia ditangkap karena dituduh memperkosa Noura.dan Fahri tidak sempat menjelaskan pada istrinya. Pengacaranya juga tidak bisa menolongnya karena tidak memiliki bukti. Hal tersebut membuat Fahri kecewa atas perlakuan Noura yang telah memfitnah Fahri.

Klimaks :
Saat Fahri di dalam penjara dia dituduh dan disiksa habis-habisan. Hubungannya dengan Aisha juga terganggu karena Aisha juga sempat merasa kecewa dengan Fahri, padahal ia sedang mengandung anak mereka. Padahal saat itu adalah bulan Ramadhan yang mana Fahri dan Aisah merencanakan umroh pada  tapi malah sebaliknya mereka mengalami cobaan. Kunci dari kebenaran itu ada pada Maria, namun saat itu Maria terbaring koma, dan demi mendapat keadilan dengan desakan sang Istri, Fahri menikahi Maria di  rumah sakit.

Antiklimaks :
Setelah maria sadar, dia memberikan saksi kepada hakim di persidangan, kemudian Noura akhirnya mengakuinya bahwa yang menghamilinya adalah Bahadur, Fahri dibebaskan.

Resolusi :
Fahri memiliki 2 orang istri yang sholeh yang pertama Aisah dan yang kedua Maria yang masih sakit-sakitan karena dia terlalu emosi pada saat persidangan, dan akhirnya Maria dirawat kembali, dan pada saat dia dirawat ada keanehan yang terjadi pada Maria, yaitu maria tertidur dan bermimpi tiba di 7 pintu surga dan dia mau masuk karena kenikmatan nya, ternyata dia tidak diperbolehkan masuk sampai pintu keenam dan pintu terakhir dia boleh masuk tapi dengan syarat yaitu pertama harus mempunyai wudhu dan syahadat, kemudian dia kembali pulang dan seseorang itu menunggu kembalinya Maria. Maria terbanun dan dihadapannya ada Fahri dan Aisah, dia meminta tolong untuk melakukan wudhu dan syahadat, kemudian Fahri membantu dan ia bercerita kejadian di dalam mimpinya, kemudian Maria Meminta Fahri dan Aisah untuk mengajarkan syahadat, pada saat selesai syahadat, Maria meninggal dengan  dua kalimat syahadat, ada pesan ketika ngobrol dengan Fahri juga Aisah, Maria akan menunggu Fahri di surga Firdaus untuk memadu cinta dan kasih.

Latar cerita Novel Ayat-Ayat Cinta

Latar  Tempat
- Al Azhar, Kairo Mesir : tempat Fahri menuntut ilmu.
- San Stefano, Alexandria : saat Fahri dan Aisha berbulan madu.
- Rumah sakit : tempat dimana Maria dirawat.

Latar Waktu
- Ketika Fahri melanjutkan S2nya di Al Azhar
- Setelah Fahri menikah dengan Aisha
- Ketika Fahri difitnah oleh Noura
- Setelah Fahri menikahi Maria
- Ketika Maria meninggal

Latar Suasana
Menyedihkan : 
Ketika Fahri melihat Noura disiksa oleh Bahidur. Ketika Fahri difitnah oleh Noura. Ketika Maria harus merelakan Fahri menikah. Ketika Aisha harus merelakan Fahri menikahi Maria. Ketika Maria terbaring koma di rumah sakit.

Menyenangkan :
Ketika Fahri menikah dengan Aisha. Ketika Fahri terbebas dari tuduhan yang dilakukan Noura.

Mengharukan :
Saat pernikahan Fahri dan Aisha, saat Maria menceritakan tentang mimpinya, saat pernikahan Maria dan Fahri berlangsung, saat Maria meninggal dengan dua kalimat syahadat.

Menegangkan :
Saat di persidangan Fahri atas tuduhan memperkosa Noura.

Kesimpulan Novel Ayat-Ayat Cinta

Dari analisis diatas dapat diketahui bahwa novel Ayat-Ayat cinta adalah novel romantik religius, inti dari cerita ini adalah tentang kisah cinta seorang pemuda yang bernama Fahri, namun dibalut oleh ajaran-ajaran Islam yang kental. Kemudian hal itu didukung oleh latar tempat yaitu di Kairo Mesir. Tokoh antagonis yang membangun alur cerita adalah Bahadur yang jahat, dia memperkosa anak tirinya lalu menuduh Fahri yang melakukannya.

Terdapat beberapa latar suasana dalam novel ini, diawali dengan kehidupan Fahri yang normal, kemudian dia menikah, kemudian dia mendapat fitnah, namun berhasil mendapat keadilan dan menikahi Maria atas izin istri pertamanya. Kemudian cerita diakhiri dengan suasana haru ketika Maria, salah satu istrinya meninggal dengan tersenyum.


Daftar Pustaka
Faruk. 2012.Metode Penelitian Sastra: Sebuah Penjelajahan Awal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
El Shirazy, Habiburrahman.2004.Ayat-Ayat Cinta.Jakarta: Republika.
Wikipedia.2014.Budaya Populer.[online].Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_populer (12 Desember 2014)
Wikipedia.2014.Habiburrahman El Shirazy.[online].Tersedia:
http://id.wikipedia.org/wiki/Habiburrahman_El_Shirazy (11 Desember 2014)
Wikipedia.2014.Ayat-Ayat Cinta.[online].Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Ayat-Ayat_Cinta (11 Desember 2014)

Demikian Analisis Novel Ayat-Ayat Cinta yang kami bentuk layaknya makalah. Dan terimakasih telah membaca artikel dari kami, semoga membantu kegiatan belajar kalian. Semangat Belajar.